Hukum

Diduga Minta Upeti Rp50 Juta Per Alat di PETI Pohuwato, Kapolda Gorontalo Diminta Tangkap Yosar

×

Diduga Minta Upeti Rp50 Juta Per Alat di PETI Pohuwato, Kapolda Gorontalo Diminta Tangkap Yosar

Sebarkan artikel ini
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Mahasiswa & Masyarakat Peduli Alam Gorontalo saat menggelar unjuk rasa di depan Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Gorontalo. (Foto: Istwa)
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Koalisi Mahasiswa & Masyarakat Peduli Alam Gorontalo saat menggelar unjuk rasa di depan Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Gorontalo. (Foto: Istwa)

Hibata.id – Puluhan orang yang tergabung dalam Koalisi Mahasiswa & Masyarakat Peduli Alam Gorontalo menggelar unjuk rasa di depan Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Gorontalo, pada Kamis (21/3/2025) kemarin. Mereka meminta Yosar Ruiba Monoarfa ditangkap.

Desakan penangkapan tersebut muncul karena Yosar alias Oca diduga kuat menjadi pengumpul upeti atau “uang” di lokasi pertambangan emas tanpa izin (PETI) di Kabupaten Pohuwato, tepatnya di Kecamatan Marisa, Dengilo, dan Patilanggio.

Koordinator Lapangan aksi, Hidayat Musa, dengan tegas meminta Kapolda Gorontalo Irjen Pol. Eko Wahyu Prasetyo untuk segera memeriksa dan mengadili Yosar Ruiba Monoarfa.

“Ini adalah momentum yang tepat. Kami, masyarakat asli Gorontalo, hadir di depan Mapolda bukan hanya untuk menyambut Kapolda baru, tetapi juga untuk menguji keberaniannya,” ujar Hidayat Musa.

Baca Juga:  Pengakuan Sandra Dewi Jadi Saksi dalam Kasus Korupsi Timah

Hidayat mengungkapkan bahwa praktik ilegal ini telah berlangsung lama dengan skema yang terstruktur. Adapun uang yang dikumpulkan dari setiap unit alat berat jenis excavator diduga mencapai Rp 50 juta.

Hidayat menegaskan bahwa Yosar Ruiba Monoarfa diduga tidak bertindak sendirian. Ada oknum-oknum yang diduga membekingi aktivitas tersebut, sehingga hukum seolah tak mampu menyentuhnya.

Ia juga menyatakan bahwa pihaknya telah mengantongi bukti dugaan keterlibatan sejumlah penegak hukum dalam jaringan PETI di Pohuwato, termasuk Kapolres Pohuwato sebelumnya, AKBP Winarno, hingga Kapolda Gorontalo yang lalu, Irjen Pudji Prasetijanto Hadi.

Baca Juga:  Petugas Amankan Musang, Kelelawar hingga Tikus Beku di Pelabuhan Gorontalo

“Belakangan ini, warga Gorontalo dikejutkan dengan munculnya diagram keterlibatan sejumlah aparat penegak hukum dalam jaringan PETI Pohuwato,” tambahnya.

Hidayat dan koalisi mahasiswa serta masyarakat Gorontalo berharap Kapolda yang baru dapat bertindak tegas dan tidak menjadi bagian dari sistem yang memperpanjang praktik PETI di Pohuwato.

Ia mengingatkan, Kapolda Gorontalo Irjen Pol. Eko Wahyu Prasetyo, agar tidak hanya datang ke Gorontalo untuk mencari makan, sementara membiarkan pertambangan ilegal terus beroperasi di Pohuwato. Mereka mendesak Kapolda Gorontalo untuk berani mengambil sikap.

Baca Juga:  Menanti Penetapan Tersangka Dugaan Pidana Pemilu Caleg di Bone Bolango

“Kami menginginkan pemimpin yang berani mempertaruhkan integritas, pangkat, dan jabatannya demi menegakkan keadilan. Jangan biarkan kepentingan rakyat dikorbankan,” tegas Hidayat.

Aksi demonstrasi ini berakhir dengan harapan besar bahwa Kapolda baru akan membuktikan keberpihakannya pada hukum dan masyarakat, bukan pada jaringan tambang ilegal yang merusak lingkungan dan merugikan rakyat.

Hibata.id juga telah meminta tanggapan dari Yosar Ruiba Monoarfa terkait desakan penangkapan dirinya. Namun, hingga berita ini diterbitkan, Yosar belum memberikan klarifikasinya.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel
Example 120x600