Lingkungan

Fraksi Bersih-Bersih: Pulihkan Sulawesi Tengah dari Krisis Ekologi

×

Fraksi Bersih-Bersih: Pulihkan Sulawesi Tengah dari Krisis Ekologi

Sebarkan artikel ini
Fraksi Bersih-Bersih Sulteng saat melakukan aksi di Hari Lingkungan Hidup Sedunia. (Foto: Fraksi Bersih-Bersih Sulteng)
Fraksi Bersih-Bersih Sulteng saat melakukan aksi di Hari Lingkungan Hidup Sedunia. (Foto: Fraksi Bersih-Bersih Sulteng)

Hibata.id – Muhammad Taufik, dari Fraksi Bersih-bersih Sulawesi Tengah mengatakan, di momentum hari Lingkungan Hidup Sedunia di bulan Juni 2024, seharusnya menjadi titik balik menyelamatkan seluruh wilayah laut dan darat yang hampir mengalami krisis di Sulawesi Tengah.

“Khususnya, di wilayah-wilayah yang terus terdampak dari kegiatan pertambangan yang sampai hari ini terus berlangsung,” kata Muhammad Taufik melalui rilis yang diterima hibata.id.

Menurut Taufik, momentum hari Lingkungan ini, harus dijadikan momentum untuk mengevaluasi seluruh kegiatan ekstraktivisme yang banyak memberikan dampak buruk bagi keberlangsungan lingkungan.

“Rusaknya wilayah-wilayah yang diberikan izin tambang, akan berkonsekuensi pada krisis ekologi wilayah daratan dan laut di Sulawesi Tengah,” jelasnya

Baca Juga:  Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Ranah Juang Lestari Membuat Berbagai Kegiatan

Baca juga: Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Simpul Walhi Gorontalo Serukan Moratorium Industri Ekstraktif

Sehingga, Fraksi Bersih-Bersih Sulteng mengajak semua pihak untuk menyerukan, menghentikan penghancuran wilayah-wilayah daratan di momentum hari Lingkungan Hidup Sedunia ini.

“Serta jangan menjadikan laut sebagai toilet limbah tambang dan juga menghentikan wilayah-wilayah pulau untuk dibebankan izin tambang,” tegasnya

Pasalnya, kata Taufik, di Kabupaten Morowali menjadi salah satu kabupaten yang banyak  diberikan izin tambang. Kegiatan pertambangan di wilayah itu juga diduga telah menyebabkan daya tampung dan daya dukung lingkungan sudah tidak lagi memadai.

Baca Juga:  PDIP Peringati Hari Konservasi Alam Nasional dengan Seminar

“Hal itu menyebabkan beberapa kecamatan seperti bahodopi, Bungku timur dan Kecamatan Bungku Barat di Kabupaten Morowali harus terus menerus terendam banjir,” ungkapnya

Baca juga: Pemkot Gorontalo Lakukan Aksi Bersih-bersih Pantai di Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Adapun kegiatan pertambangan pasir dan batuan di sepanjang Pesisir Pantai Kota Palu dan Kabupaten Donggala diduga telah menyebabkan dampak buruk bagi warga Kelurahan Buluri dan Watusampu.

“Dimana, warga diduga kelurahan itu terpapar debu dan mengakibatkan warga terdampak ISPA sebanyak 2160 Jiwa, dimana 68 diantaranya Lansia, Dewasa 1368, anak-anak 587 dan 140 balita,” tuturnya

Baca Juga:  Pelaku Penambangan Ilegal di Hutan Produksi Gorontalo Ditangkap

Menurut Taufik, fakta-fakta tersebut sudah seharusnya menjadi peringatan, bahwa Sulawesi Tengah sedang mengalami krisis ekologi dan seharusnya dipulihkan, bukan terus dihancurkan karena ambisi segelintir orang.

Selain itu, Fraksi Bersih-Bersih Sulteng juga menyerukan, untuk menghentikan segala bentuk intimidasi dan upaya kriminalisasi kepada seluruh warga yang mempertahankan ruang hidupnya yang akan dirampas oleh industri ekstraktif di Sulawesi Tengah.

“Kami juga menyerukan menghentikan segala bentuk intimidasi dan kriminalisasi terhadap pejuang lingkungan hidup dan Hak Asasi Manusia,” pungkasnya

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel
Example 120x600