Hibata.id – Minyak goreng dan mentega telah menjadi bahan utama di dapur masyarakat Indonesia. Mulai dari menumis, menggoreng, hingga membuat kue, keduanya memainkan peran penting dalam kebiasaan memasak harian.
Namun, di tengah tingginya konsumsi lemak dalam makanan, muncul pertanyaan yang kerap menjadi perdebatan: mana yang lebih sehat antara minyak goreng dan mentega?
Ahli Gizi dan Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat IPB University, Prof. Muhammad Rizal Martua Damanik, menyampaikan bahwa minyak dan mentega memiliki dampak berbeda terhadap kesehatan, tergantung pada jenis, jumlah konsumsi, dan pola makan secara menyeluruh.
“Terdapat perbedaan signifikan antara efek kesehatan yang ditimbulkan oleh minyak nabati dan lemak hewani seperti mentega. Perbedaan ini berkaitan dengan komposisi lemak, jenis asam lemak, dan kandungan gizi lainnya,” kata Prof Rizal, dikutip dari laman resmi IPB University, Minggu (13/4).
Lebih lanjut, Prof Rizal menjelaskan bahwa minyak goreng nabati seperti minyak kelapa, kelapa sawit, zaitun, dan kanola, umumnya mengandung lemak tak jenuh yang cenderung lebih aman jika dikonsumsi dalam jumlah wajar. Sementara itu, mentega yang berasal dari lemak susu memiliki kandungan lemak jenuh lebih tinggi.
“Ada pula versi nabati dari mentega, dikenal sebagai vegan butter, namun tetap perlu dikonsumsi secara bijak,” ujarnya.
Konsumsi lemak jenuh dan lemak trans dari sumber hewani secara berlebihan, tanpa diimbangi aktivitas fisik dan pola makan seimbang, dapat meningkatkan risiko penyakit kronis.
“Dalam jangka panjang, konsumsi mentega dan minyak yang tidak terkontrol dapat berdampak pada kesehatan jantung, metabolisme, dan berat badan,” jelas Prof Rizal.
Ia menambahkan bahwa kelebihan lemak jenuh yang dikonsumsi tanpa gaya hidup sehat dapat memperbesar risiko penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, serta peradangan dalam tubuh.