Hibata.id – Dua pendaki asal Indonesia, Lilie Wijayati dan Elsa Laksono, dilaporkan meninggal dunia saat melakukan pendakian di Carstensz Pyramid, Papua, pada Sabtu (1/3).
Dalam rombongan pendakian yang terdiri dari 20 orang, penyanyi sekaligus penulis Fiersa Besari turut serta dalam ekspedisi tersebut.
Melalui unggahan di platform Threads oleh akun @disyon_toba, telah dikonfirmasi bahwa Fiersa Besari dan 17 pendaki lainnya berhasil selamat. Namun, lima pendaki sempat mengalami hipotermia, termasuk dua korban yang meninggal dunia.
Kronologi Kejadian
Berdasarkan informasi yang beredar, rombongan pendaki berangkat secara bergiliran dari Bandara Moses Kilangin, Timika, menuju Base Camp Yellow Valley Carstensz Pyramid menggunakan helikopter pada Rabu (26/2) pukul 07.16 WIT.
Pada Sabtu (1/3) sekitar pukul 22.30 WIT, cuaca ekstrem berupa hujan salju dan angin kencang melanda kawasan pendakian di Kabupaten Mimika. Akibat kondisi tersebut, lima pendaki mengalami hipotermia.
“Kondisinya hujan deras dan angin kencang sehingga menyebabkan hipotermia,” demikian pernyataan dalam unggahan yang beredar.
Lilie Wijayati dan Elsa Laksono ditemukan di Teras 2 saat perjalanan turun dari puncak. Tiga pendaki lainnya yang selamat terpaksa bermalam di dekat puncak hingga tim penyelamat tiba. Sayangnya, pada Sabtu dini hari pukul 02.07 WIT, Lilie dan Elsa dinyatakan meninggal dunia.
Fiersa Besari dan Pendaki Lain Selamat
Hingga saat ini, belum ada pembaruan resmi mengenai kondisi pendaki yang selamat, termasuk Fiersa Besari. Sebelumnya, melalui akun Instagram pribadinya @fiersabesari, ia mengunggah layar hitam dengan ikon hati patah, diiringi latar musik bernuansa sendu.
Dikenal sebagai musisi indie dan penulis, Fiersa Besari juga aktif di komunitas literasi “Pecandu Buku” serta memiliki jutaan pengikut di TikTok. Partisipasinya dalam ekspedisi ini menarik perhatian publik, namun tragisnya, perhatian utama justru tertuju pada insiden yang merenggut nyawa dua pendaki wanita dalam rombongannya.
Mengenal Carstensz Pyramid dan Risiko Pendakian
Carstensz Pyramid, atau Puncak Jaya, merupakan gunung tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut. Pendakian ke puncaknya menuntut kondisi fisik prima serta persiapan matang mengingat cuaca ekstrem yang sering terjadi.
Banyak pendaki bertanya-tanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai puncaknya. Waktu tempuh bervariasi tergantung pada jalur yang dipilih dan kondisi cuaca.
Menurut operator pendakian, perjalanan ideal menuju puncak Carstensz Pyramid dapat ditempuh dalam waktu sekitar 14 jam, termasuk perjalanan naik dan turun. Namun, kondisi yang lebih sulit dapat memperpanjang durasi pendakian dan meningkatkan risiko hipotermia.
Pendaki berpengalaman umumnya memerlukan waktu sekitar 12 jam untuk mencapai puncak, belum termasuk waktu turun. Namun, faktor-faktor seperti cuaca, kebugaran fisik, dan jalur yang dipilih turut mempengaruhi estimasi waktu pendakian.
Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi durasi pendakian:
- Kondisi Cuaca: Hujan deras dan suhu ekstrem dapat memperlambat perjalanan dan meningkatkan risiko kecelakaan.
- Tingkat Kebugaran Pendaki: Pendaki yang lebih fit dan berpengalaman dapat menyelesaikan pendakian lebih cepat dibandingkan pendaki pemula.
- Jalur Pendakian: Setiap jalur memiliki tingkat kesulitan berbeda, yang mempengaruhi durasi perjalanan.
Tragedi ini menjadi pengingat akan bahaya yang dapat terjadi dalam ekspedisi mendaki gunung, terutama di wilayah ekstrem seperti Carstensz Pyramid. Para pendaki disarankan untuk selalu memperhatikan kondisi fisik, peralatan, serta faktor cuaca sebelum melakukan perjalanan ke puncak.