Peristiwa

Banjir Menghantam Tiga Desa di Patilanggio, Warga Terancam Gagal Panen

×

Banjir Menghantam Tiga Desa di Patilanggio, Warga Terancam Gagal Panen

Sebarkan artikel ini
Banjir di Kecamatan Patilanggio. (Foto: Istw)
Banjir di Kecamatan Patilanggio. (Foto: Istw)

Hibata.id – Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Patilanggio sejak Minggu (09/03/2025) mengakibatkan banjir besar di tiga desa, yaitu Dulomo, Manawa, dan Suka Makmur. Banjir terjadi akibat luapan Sungai Randangan yang menyebabkan tanggul di wilayah tersebut jebol, mengakibatkan air masuk ke lahan pertanian dan permukiman warga.

Berdasarkan laporan yang diterima Hibata.id, lahan pertanian warga kini berubah menjadi lautan akibat meningkatnya debit air Sungai Randangan. Kondisi ini menambah kekhawatiran masyarakat akan dampak lebih besar yang ditimbulkan, terutama bagi petani yang terancam gagal panen.

Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Limonu Hippy, menyoroti dampak banjir yang parah, khususnya bagi sektor pertanian. Ia menjelaskan bahwa jebolnya tanggul di Desa Suka Makmur telah menyebabkan air merendam permukiman dan lahan pertanian di Kecamatan Patilanggio, terutama di Desa Dulomo.

Baca Juga:  Gempa Magnitudo 6,4 Guncang Gorontalo, Beberapa Fasilitas Rusak

“Rumah-rumah warga sudah terendam, dan lahan pertanian hancur. Para petani dipastikan gagal panen karena tanaman mereka rusak akibat banjir. Ini adalah dampak langsung dari jebolnya tanggul yang tidak mendapatkan perhatian serius dari pemerintah,” katanya.

Menurut Limonu, jebolnya tanggul Sungai Randangan bukanlah kejadian mendadak. Warga setempat telah berulang kali mengeluhkan kondisi tanggul yang semakin rapuh dan meminta agar segera dilakukan rehabilitasi. Namun, permintaan tersebut tidak ditanggapi dengan serius oleh pihak Balai Sungai Gorontalo.

“Kami sudah meminta perbaikan sekitar 10 hingga 15 meter tanggul yang terancam jebol. Tapi karena tidak ada tindakan, kini yang jebol sudah mencapai sekitar 100 meter. Ini bukan hanya bencana bagi masyarakat, tetapi juga pemborosan anggaran, karena penanganannya sekarang membutuhkan biaya jauh lebih besar,” jelasnya.

Baca Juga:  Warga Hanyut Terseret Arus Banjir Sungai Ciliwung di Puncak Bogor

Melihat dampak yang begitu luas, Limonu mendesak pemerintah pusat, terutama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), untuk segera turun tangan. Ia juga meminta agar Kepala Balai Sungai Gorontalo dicopot dari jabatannya, mengingat lambannya penanganan permasalahan ini.

“Kami meminta Presiden melalui Menteri PUPR untuk segera mencopot Kepala Balai Sungai Gorontalo. Mereka telah berulang kali diberi peringatan, namun tidak ada langkah nyata. Akibatnya, masyarakat harus menanggung kerugian besar. Sawah berubah menjadi lautan, petani gagal panen, dan bahkan ternak warga terbawa arus,” tegasnya.

Hingga saat ini, warga di tiga desa yang terdampak masih berusaha menyelamatkan barang-barang berharga mereka. Meskipun belum ada perhitungan pasti terkait kerugian, jika hujan terus berlanjut, dampak banjir diprediksi akan semakin meluas.

Baca Juga:  Kota Gorontalo Masih Terendam Banjir, BPBD Tak Miliki Data Korban

Banjir masih terus melanda wilayah Patilanggio, dan jika tidak ada langkah cepat dari pemerintah, dampaknya bisa semakin parah. Masyarakat berharap agar pemerintah daerah maupun pusat segera memberikan solusi konkret, mulai dari perbaikan tanggul hingga pemberian bantuan kepada korban terdampak, serta kebijakan jangka panjang untuk mencegah bencana serupa terulang di masa depan.

Banjir ini bukan hanya bencana alam, tetapi juga cermin kelalaian pemerintah dalam melindungi warganya. Jika pembiaran ini berlanjut, bukan tidak mungkin Patilanggio akan menghadapi bencana yang lebih besar di masa depan.

**Cek berita dan artikel terbaru di GOOGLE NEWS dan ikuti WhatsApp Channel
Example 120x600