Bagi orang dengan kondisi pernapasan yang sudah bermasalah, seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), gejala ini dapat memperparah.
Baca Juga: Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Djalaludin Gorontalo Ditutup
Tidak hanya itu, abu vulkanik juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata. Partikel halus dalam abu dapat mengiritasi kulit, menyebabkan ruam, gatal-gatal, dan bahkan luka bakar ringan.
“Ketika abu terkena mata, dapat menyebabkan iritasi, peradangan, dan bahkan kerusakan pada kornea jika tidak segera dibersihkan,” kata Husain.
Gangguan lain jika terpapar abu vulkanik juga dapat mempengaruhi sistem peredaran darah. Partikel abu yang masuk ke dalam tubuh dapat memicu peradangan pada pembuluh darah, meningkatkan risiko pembekuan darah, dan bahkan mempengaruhi tekanan darah.
“Ini dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada jangka panjang,” ujarnya.
Selain itu, jika terhirup terlalu banyak dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh, sehingga meningkatkan risiko infeksi. Partikel abu yang masuk ke dalam sistem pernapasan dapat menjadi medium bagi bakteri dan virus untuk berkembang biak.
Baca halaman berikutnya…