Hibata.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) tahap kedua sebagai upaya menekan tingginya curah hujan yang berpotensi menyebabkan banjir di ibu kota. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mitigasi bencana hidrometeorologi selama puncak musim penghujan.
Sekretaris Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Marulitua Sijabat, menyampaikan bahwa tahap kedua OMC dimulai pada Jumat (13/12/2024) dan berpusat di Lapangan Terbang Budiarto, Tangerang, sebagai posko operasi. Operasi ini dijadwalkan berakhir pada Senin (16/12/2024).
“Operasi Modifikasi Cuaca ini merupakan ikhtiar bersama dalam melindungi Jakarta dari ancaman bencana hidrometeorologi. Dengan dukungan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kami berupaya memberikan rasa aman bagi masyarakat agar tetap bisa beraktivitas dengan nyaman,” ujar Marulitua dalam keterangannya, Senin (16/12/2024).
Keberhasilan Tahap Pertama OMC
OMC tahap pertama sebelumnya telah dilaksanakan pada 7-9 Desember 2024 dan diklaim berhasil menekan curah hujan hingga 67 persen. Operasi tersebut melibatkan tujuh sorti penerbangan dengan teknik penyemaian awan.
Marulitua menyatakan, keberhasilan tahap pertama menunjukkan efektivitas OMC dalam mengurangi curah hujan yang masuk ke wilayah Jakarta. “Hasilnya cukup signifikan, hujan yang semula diprediksi tinggi berhasil berkurang hingga 67 persen. Hal ini menjadi dasar untuk melanjutkan operasi tahap kedua,” tambahnya.
Dukungan BMKG dalam Analisis Cuaca
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan bahwa pelaksanaan OMC merupakan langkah strategis dalam mengantisipasi potensi banjir akibat curah hujan ekstrem. Pada tahap pertama, BMKG mencatat pengurangan intensitas hujan sebesar 13 hingga 67 persen berdasarkan data satelit Global Satellite Mapping of Precipitation (GSMaP).
“Operasi ini dilakukan dengan teknik penyemaian awan menggunakan empat ton bahan semai dalam lima sorti penerbangan selama dua hari berturut-turut. Kami berhasil mengendalikan distribusi hujan di sejumlah wilayah rawan di Jakarta,” ujar Dwikorita, Minggu (15/12/2024).
Fokus Mitigasi di Musim Penghujan
Dwikorita menambahkan bahwa OMC menjadi langkah penting untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi di wilayah perkotaan yang padat penduduk seperti Jakarta. Dengan prediksi puncak musim hujan yang berlangsung dari Desember 2024 hingga Januari 2025, modifikasi cuaca diharapkan dapat mengendalikan intensitas hujan dan meminimalisir potensi genangan serta banjir.
“Meskipun terdapat keterbatasan akibat fenomena dinamika atmosfer yang kompleks, kami terus berupaya melakukan OMC di wilayah dengan risiko tinggi. Ini adalah salah satu upaya mitigasi untuk melindungi masyarakat dari dampak buruk cuaca ekstrem,” kata Dwikorita.
Strategi Pencegahan Banjir
Pelaksanaan OMC dilakukan dengan memantau perkembangan cuaca secara intensif melalui analisis BMKG. Awan dari arah luar Jakarta yang berpotensi membawa hujan deras menjadi sasaran dalam operasi ini. Teknik penyemaian awan dilakukan untuk memicu hujan lebih awal di wilayah yang lebih aman sebelum memasuki kawasan ibu kota.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi Pemprov DKI Jakarta dalam menghadapi musim penghujan, yang sering kali membawa ancaman banjir di berbagai titik rawan. Dengan kerja sama lintas instansi, Pemprov berharap OMC dapat memberikan dampak positif dalam mengendalikan risiko bencana.