Hibata.id – Perubahan iklim merupakan salah satu masalah global yang paling mendesak saat ini. Perubahan iklim telah menyebabkan berbagai dampak negatif bagi kehidupan manusia, termasuk meningkatnya risiko kekerasan terhadap perempuan.
Sebuah studi yang dilakukan oleh UN Women pada tahun 2022 menemukan bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan peningkatan risiko kekerasan terhadap perempuan sebesar 20%.
Studi ini juga menemukan bahwa perempuan yang tinggal di daerah yang rentan terhadap bencana alam, seperti banjir dan kekeringan, lebih rentan terhadap kekerasan berbasis gender.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Oxfam pada tahun 2021 menemukan bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan peningkatan risiko pernikahan anak sebesar 10%.
Studi ini juga menemukan bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan peningkatan risiko kekerasan seksual terhadap perempuan.
Penyebabnya Apa?
Perubahan iklim telah menyebabkan menurunnya produktivitas pertanian, yang dapat menyebabkan meningkatnya kemiskinan. Kemiskinan dapat meningkatkan risiko kekerasan terhadap perempuan, karena perempuan dan anak perempuan sering menjadi kelompok yang paling rentan terhadap kemiskinan.
Selain itu, perubahan iklim juga dapat menyebabkan meningkatnya ketimpangan gender. Hal ini terjadi karena perempuan sering menjadi kelompok yang paling terdampak oleh perubahan iklim. Misalnya, perempuan lebih rentan terhadap dampak perubahan iklim di sektor pertanian, karena perempuan sering bertanggung jawab atas pekerjaan pertanian.
Perubahan iklim dapat menyebabkan meningkatnya konflik dan kekerasan. Hal ini terjadi karena perubahan iklim dapat menyebabkan meningkatnya persaingan sumber daya, seperti air dan lahan.
Singkatnya, konflik dan kekerasan seperti itu dapat menyebabkan meningkatnya risiko kekerasan terhadap perempuan, karena perempuan sering menjadi korban kekerasan.
Tak hanya itu, perubahan iklim telah menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas bencana alam, seperti banjir, kekeringan, dan badai.
Bencana-bencana alam seperti itu juga dapat menyebabkan meningkatnya risiko kekerasan terhadap perempuan, karena perempuan sering menjadi korban bencana alam.
Contoh Kasus
Contoh-contoh kasus kekerasan terhadap perempuan yang disebabkan perubahan Iklim sudah banyak terjadi dibeberapa negara. Misalnya, Di Bangladesh, perubahan iklim telah menyebabkan meningkatnya banjir dan kekeringan di negara tersebut.
Dimana, bencana-bencana ini telah menyebabkan meningkatnya kemiskinan dan ketimpangan gender. Kemiskinan dan ketimpangan gender ini telah meningkatkan risiko kekerasan terhadap perempuan, termasuk kekerasan dalam rumah tangga, perdagangan manusia, dan perbudakan seksual.
Di Afrika juga mengalami hal serupa. Dampak perubahan iklim di negara itu telah menyebabkan meningkatnya konflik di wilayah Sahel. Konflik ini telah menyebabkan meningkatnya kekerasan terhadap perempuan, termasuk kekerasan seksual, pemerkosaan, dan mutilasi alat kelamin perempuan.
Tak hanya itu, di Amerika Serikat, perubahan iklim telah menyebabkan meningkatnya intensitas badai. Badai-badai ini telah menyebabkan meningkatnya risiko kekerasan terhadap perempuan, termasuk kekerasan dalam rumah tangga, eksploitasi seksual, dan pelecehan seksual.
Apa yang harus dilakukan?
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menangani dampak perubahan iklim terhadap perempuan, misalnya; meningkatkan ketahanan perempuan terhadap perubahan iklim.
Upaya tersebut dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada perempuan tentang cara-cara untuk beradaptasi dengan perubahan iklim.
Pelatihan ini dapat mencakup pelatihan tentang pertanian berkelanjutan, manajemen sumber daya air, dan mitigasi bencana alam.
Selanjutnya, upaya yang bisa dilakukan berikunya adalah meningkatkan pemberdayaan perempuan. Pasalnya, pemberdayaan perempuan dapat membantu perempuan untuk meningkatkan kapasitas mereka untuk melindungi diri dari kekerasan.
Pemberdayaan perempuan dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan kepada perempuan, memberikan akses kepada pekerjaan, dan memberikan akses kepada layanan kesehatan dan perlindungan sosial.
Berikutnya adalah; membangun perdamaian dan keamanan. Upaya ini dapat membantu untuk mengurangi risiko kekerasan terhadap perempuan.
Pembangunan perdamaian dan keamanan dapat dilakukan dengan mempromosikan dialog dan rekonsiliasi, dan dengan memperkuat lembaga-lembaga hukum dan keamanan.